Blog •  23/11/2020

Dukung Swasembada Pangan, Petani Diimbau Lakukan Percepatan Tanam

Something went wrong. Please try again later...

LEBAK,REDAKSI24.COM – Demi mendukung swasembada pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, mengimbau petani melakukan gerakan percepatan tanam.

“Kita menginstruksikan petugas penyuluh lapang (PPL), gabungan kelompok tani (gapoktan), dan kelompok tani agar melakukan gerakan percepatan tanam sehubungan curah hujan cukup tinggi,” kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar, Sabtu (21/11/2020).

Rahmat menjelaskan gerakan percepatan tanam serentak tersebut akan menguntungkan petani, karena panen padi secara bersamaan juga dapat mencegah penyebaran serangan hama maupun penyakit tanaman.

Panen secara bersamaan mendukung swasembada pangan juga dapat dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP) dan menguntungkan usaha pertanian pangan, karena ditampung oleh Perum Bulog dengan harga patokan pemerintah (HPP) untuk gabah kering Rp5.400/kg dan beras Rp9.300/kg.

Pihaknya mengapresiasi sebagian besar petani Kabupaten Lebak yang mulai melaksanakan gerakan percepatan tanam, seperti di Kecamatan Muncang, Cibadak, Cikulur, Rangkasbitung, Cimarga, Cipanas, Malingping, Wanasalam, Sajira, Cileles, dan Leuwidamar.

Mereka, katanya, melakukan percepatan tanam padi dan usia tanamannya antara tujuh sampai 14 hari setelah tanam (HST).

“Kami optimistis Lebak sebagai penghasil pangan terbesar di Banten jika gerakan percepatan tanam seluas 44 ribu hektare dan panen raya Februari 2021,” katanya.

Lomri (50), seorang petani Cikulur, Kabupaten Lebak menyatakan gerakan percepatan tanam di wilayahnya sejak pertengahan November 2020 hingga kini masih berlangsung karena curah hujan selama beberapa pekan terakhir relatif tinggi.

Petani setempat sudah biasa melakukan hal itu jika memasuki musim hujan. Mereka melakukan percepatan gerakan tanam, sebab lahan seluas 100 hektare di wilayah itu masuk kategori sawah tadah hujan, sedangkan petani membiarkan persawahan jika musim kemarau akibat tidak memiliki jaringan infrastruktur irigasi.

“Kami sejak turun-temurun tanam padi saat musim penghujan dan setiap tahun hanya dua kali masa panen,” katanya.

Sumber: REDAKSI24