Blog •  27/12/2019

Ganti Musim, Waspadai Serangan Hama Wereng Hingga Belalang

Something went wrong. Please try again later...

KABUPATEN, JP Radar Kediri – Petani harus meningkatkan kewaspadaan. Terutama ketika perpindahan musim kemarau ke penghujan. Hal tersebut terkait serangan hama.

Kabid Pengelolaan Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dipertabun) Kabupaten Kediri Tri Retnani Yeni Astuti mengatakan, peralihan kemarau ke penghujan berpotensi menimbulkan serangan hama di lahan pertanian. Khususnya pada tanaman padi.

“Musim hujan yang berlebihan membuat kondisi tanah menjadi asam,” terangnya.

Apalagi dengan kondisi power of hydrogen (ph) tanah yang rendah. Normalnya, ph air sekitar enam hingga tujuh. Jika di bawahnya akan membuat kadar air menjadi asam. Dengan kondisi tersebut, biasanya dapat memicu pertumbuhan jamur.

“Antisipasi yang dapat dilakukan adalah memberikan pupuk dolomit,” jelas Yeni.

Pemberian pupuk dolomit, menurutnya, dapat menaikkan ph tanah. Sedangkan untuk tanaman yang telah terkena jamur dapat menggunakan pestisida. Aplikasi pestisida pada tanaman melalui gerakan pengendalian (gerdal) kelompok tani dengan arahan petugas dispertan serta pengamat organisme pengganggu tanaman (OPT).

“Pengamat OPT yang berada di setiap kecamatan memberikan bantuan berupa pestisida dari dinas pertanian,” tutur Yeni.

Tanam Refugia, Kurangi Taburan Pupuk Nitrogen

Berdasarkan survei petugas dispertan di lapangan, dua potensi hambatan produksi pertanian pada peralihan musim didominasi serangan organisme penggangu tanaman (OPT). Jenis hama awal musim hujan ini terutama menyerang tanaman padi.

Di antaranya adalah hama blast, wereng batang cokelat (WBC) kungkang, belalang, dan penggerek batang. “Antisipasi yang dapat dilakukan terhadap serangan blas dan kresek dengan cara perlakuan benih atau seed treatment,” ujar Kabid Pengelolaan Tanaman Pangan Dipertan Tri Retnani Yeni Astuti.

Selain itu, lanjut dia, dengan agen hayati PF serta pengurangan penggunaan pupuk nitrogren. Sedangkan untuk wereng, antisipasi yang dapat dilakukan dengan pengurangan penggunaan pupuk nitrogen dan penanaman refugia.

Para petani diimbau berkonsultasi atau melapor ke petugas lapangan jika ada gejala terhadap tanaman padi.  "Jika intensitas hujan lebat dengan frekuensi rapat atau tiada hari tanpa hujan, maka OPT tersebut sangat cepat berkembang. Untuk itu petani harus waspada," jelas Yeni.

Wilayah Kabupaten Kediri yang memproduksi padi, menurutnya, terdapat di Purwoasri, Plemahan, Plosoklaten, Kandangan, Kepung, dan Badas. Dengan banyaknya produksi beras di kabupaten membuat pasokannya surplus setiap tahunnya.

Sumber: Radar Kediri