Blog •  14/02/2020

Kombinasi Budi Daya Padi Sawah dengan Itik

Something went wrong. Please try again later...

Selain dikombinasikan dengan ikan atau yang biasa dikenal dengan Sistem Budi Daya Mina Padi, cara bercocok tanam padi ternyata bisa dikombinasikan dengan ternak lain, dalam hal ini adalah itik.

Perpaduan antara budi daya padi dengan peternakan tersebut merupakan salah satu wujud dari penerapan sistem pertanian berkelanjutan yang saat ini mulai digencarkan oleh pemerintah Indonesia.

Penanaman tanaman padi yang dikombinasikan dengan pemeliharaan itik ini biasa dilakukan pada lahan sawah yang terjamin dengan ketersediaan airnya.

Untuk jenis varietas padi yang digunakan haruslah yang mempunyai kriteria kuat dan juga tahan terhadap rebahan. Varietas padi yang memiliki kriteria tersebut antara lain varietas IR 64, Cisadane, Ciliwung, Inpari 30, Ciherang, Gilirang dan Fatmawati.

Sedangkan untuk penggunaan jenis itik, dianjurkan menggunakan itik jenis lokal unggul agar mudah beradaptasi.

Dalam pelaksanaannya di lapangan, tanaman padi dapat ditanam dengan sistem jajar legowo 2 atau 3 baris menggunakan jarak tanam dalam barisan 20 cm x 10 cm dan jarak tanam legowo 40 cm x 10 cm. Setelah dilakukan penanaman, padi didiamkan selama kurang lebih 14 hari setelah tanam supaya perakaran menjadi kuat.

Selanjutnya, dilepaskan bibit itik yang sudah berumur 14 hari. Bibit itik tersebut tidak langsung dilepas di areal persawahan, melainkan perlu diadaptasikan terlebih dahulu selama 1-2 hari di kandang yang telah disiapkan sebelumnya.

Untuk luasan lahan satu hektar biasanya dilepaskan sebanyak 300-450 ekor itik. Untuk pakannya, itik diberikan pakan berupa dedak dengan konsentrat 1:1 sebanyak kurang lebih 45 gr/ekor/hari.

Itik dapat dipanen pada umur 75 hari dengan bobot 2-2,5 kg, dan harus segera dipanen supaya tidak mengganggu perkembangan bulir padi. Sehingga, pemeliharaan itik di lahan pertanaman padi hanya berlaku ketika tanamn padi memasuki fase vegetatif awal hingga fase pengisian bulir.

Hubungan padi dengan itik ini menciptakan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Pada tanaman padi, itik mampu memberikan pupuk yang berupa kotorannya, membersihkan gulma, dan juga menjadi predator untuk Mengendalikan Hama Keong Mas.

Sementara dari sisi pemeliharaan itiknya, biaya pakan untuk itik bisa dihemat hingga 50% karena disini itik sudah memakan serangga, wereng, keong dan sebagainya dengan bebas.

Dengan adanya sistem pertanian terpadu antara padi dengan itik ini, diharapkan mampu mendukung terciptanya sistem pertanian berkelanjutan, dimana sistem pertanian tersebut mampu mengurangi input sarana produksi terutama penggunaan bahan-bahan yang menimbulkan pencemaran seperti halnya pupuk anorganik, pestisida, dan bahan bakar, serta juga mampu menjaga keseimbangan ekosistem.

Sumber : 8Villages