Blog •  17/02/2021

Terdampak Banjir, Ribuan Hektare Tanaman Padi Indramayu Puso

Something went wrong. Please try again later...

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan hektare tanaman padi yang terendam banjir di Kabupaten Indramayu mengalami puso (gagal panen) sehingga harus tanam ulang. Petani berharap ada penambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah yang terdampak banjir.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, dari informasi yang diterimanya pagi ini dari KTNA Kecamatan Kandanghaur, ada 2.000 hektare tanaman padi di kecamatan tersebut yang harus tanam ulang.

"Tanaman tidak bisa terselamatkan karena masih berumur muda dan terendam banjir lebih dari tiga hari," kata Sutatang kepada Republika, Selasa (16/2).

Selain di Kecamatan Kandanghaur, lanjut Sutatang, kondisi yang parah juga terjadi pada areal persawahan di Kecamatan Losarang. Namun, dia mengaku belum menerima data pasti mengenai kondisi tanaman padi di kecamatan tersebut.

"Wilayah yang paling parah memang Kecamatan Kandanghaur dan Losarang. Di wilayah lainnya, kami masih mendata, ada yang terselamatkan dan ada juga yang puso," ungkap Sutatang.

Sutatang mengatakan, tanaman padi yang mengalami puso secara otomatis harus dilakukan penanaman ulang. Petani pun mengalami kerugian yang besar. Untuk biaya tanam dan pemupukan pertama yang telah dilakukan petani di Kecamatan Kandanghaur, di kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per hektare.

Untuk itu, Sutatang berharap agar Dinas Pertanian setempat segera melakukan pendataan dan memberikan bantuan. Para petani sangat membutuhkan benih dan pupuk untuk melakukan proses tanam ulang."Apalagi pupuk kan sedang sulit," tutur Sutatang.

Sutatang menambahkan, tanaman padi yang selamat dari puso meski sempat terendam banjir, juga  harus dilakukan pemupukan ulang. Hal itu terutama bagi tanaman padi yang berusia muda dan baru dilakukan pemupukan pertama.

"Untuk itu, kami berharap alokasi pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Indramayu ditambah karena ini kan disebabkan oleh bencana alam," tukas Sutatang.

Sementara itu, petani di wilayah lain yang juga terdampak banjir di antaranya di Desa Pangauban, Kecamatan Lelea. Tanaman padi di sejumlah titik di desa itu mengalami kerusakan parah dan tidak bisa diselamatkan.

Salah seorang petani di Desa Pangauban, Rasmin menyebutkan, kondisi itu terutama terjadi pada sawah yang berada di pinggir sungai. Sedangkan sawah yang jauh dari sungai, masih bisa selamat meski juga ikut terendam.

"Alhamdulillah tanaman padi saya bisa selamat. Kalau yang lainnya, banyak yang rusak," tutur petani yang memiliki tanaman padi seluas satu hektare tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, tidak berada di kantornya saat hendak dikonfirmasi.  

Berdasarkan data yang dirilis Diskkominfo Kabupaten Indramayu, pada 12 Februari 2021 pukul 10.00 WIB, banjir yang menerjang sepekan lalu telah merendam tanaman padi seluas 13.677 hektare. Tanaman padi itu tersebar di 27 kecamatan dari total 31 kecamatan di Kabupaten Indramayu.

Adapun 27 kecamatan itu, yakni Kecamatan Anjatan, Arahan, Balngan, Bangodua, Bongas, Cikedung, Gabuswetan, Gantar, Haurgeulis, Jatibarang, Juntinyuat, Kandanghaur, Kedokanbunder, Kertasemaya, Krangkeng, Kroya, Lelea, Lohbener, Losarang, Pasekan, Patrol, Sindang, Sukagumiwang, Sukra, Terisi, Tukdana dan Widasari.

Dari wilayah tersebut, lahan sawah yang terendam banjir paling parah terletak di Kecamatan Kandanghaur seluas 2.492 hektare. Setelah itu, Kecamatan Losarang seluas 2.107 hektare, Haurgeulis 1.440 hektare, Gabuswetan 1.072, Terisi 930 hektare dan Tukdana 730 hektare.

Sumber: REPUBLIKA