Blog •  03/04/2020

Tiga Kecamatan di Lembata Gagal Panen Padi dan Jagung

Something went wrong. Please try again later...
© POS KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
© POS KUPANG.COM/RICARDUS WAWO

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA-- Pemerintah Kabupaten Lembata melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyatakan tiga kecamatan di Kabupaten Lembata yakni Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur dan Buyasuri gagal panen padi dan jagung akibat serangan hama ulat grayak, curah hujan rendah dan kekeringan. Rata rata daerah terdampak gagal panen merupakan daerah pesisir pantai.

Total tanaman padi yang gagal panen seluas 171,3 hektare dan tanaman jagung yang gagal panen seluas 4.252 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata, Mathias Beyeng menyampaikan bahwa tim Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dari Dinas Pertanian sudah turun ke desa-desa untuk mendata luas lahan jagung dan padi yang gagal panen dan kepala keluarga yang mengalami gagal panen di tiga kecamatan tersebut.

"Saya sudah lapor ke bupati supaya segera proses untuk dapat bantuan dari pemerintah pusat dan Pemprov NTT. Jenis bantuannya dilihat nanti. Yang jelas pemerintah pasti bantu entah dengan cara apa," urai Mathias di ruang kerjanya saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu (1/4/2020).

Mathias Beyeng merincikan, ada 171,3 hektare tanaman padi dari total 634 hektare yang rusak akibat curah hujan yang tidak menentu. Sedangkan tanaman jagung yang gagal panen seluas 4.252 hektare dari total 11.885,78 hektare.

Ia mengungkapkan, di Kecamatan Ile Ape tingkat kegagalan panen mencapai 97,26 persen dari luas tanaman padi 30 hektare. Sedangkan di Kecamatan Ile Ape Timur tingkat kegagalan panen 71,75 persen dari luas tanaman padi 40 hektare.

Sementara tanaman jagung yang gagal panen yakni di Kecamatan Buyasuri dengan tingkat kegagalan mencapai 74,18 persen atau 1.528,3 hektare dari luas tanamanan jagung 2.062 hektare, Kecamatan Ile Ape 84,38 persen atau 1.400,16 hekatare dari luas tanaman jagung 1.690 hektare, dan Kecamatan Ile Ape Timur 83,79 persen atau 658 hektare dari luas tanaman jagung 785,34 hektare.

Untuk tanaman jagung yang tingkat kerusakannya kecil yakni di Kecamatan Atadei, Wulandoni dan Nagawutung. Sementara tanaman padi yang tingkat kerusakannya kecil yakni di Kecamatan Buyasuri, Wulandoni dan Nubatukan.

Lebih jauh ia mengatakan, ada 11.033 kepala keluarga tani yang mengalami gagal panen jagung dan padi dari total jumlah kepala keluarga tani di Kabupaten Lembata sebanyak 27.391.

"Mereka ini akumulasi dari ringan, sedang dan berat," tambahnya.

Mathias Beyeng mengatakan ketika masyarakat mengalami gagal panen, pemerintah akan membantu mereka misalnya memberikan bantuan berupa beras.

Dikatakannya, secara umum sebaran gagal panen untuk padi di Kecamatan Omesuri seluas 77 hektare, Kecamatan Lebatukan seluas 115,45 hektare, Kecamatan Ile Ape seluas 29,18 hektare atau 97,26 persen dari luas lahan 30 hektare.

Ile Ape Timur seluas 28,7 hektare atau 71,75 persen dari luas tanam 40 hektare. 

Sebaran gagal panen jagung sebesar 84,38 persen atau 1426 hektare dari luas tanam 1690 hektare. Di Kecamatan Ile Ape Timur sebesar 83,79 persen atau 658 hektare dari 785,34 hektare, Buyasuri sebesar 74,10 persen atau 1528,3 hektare dari 2062 hektare.

Sementara itu kerusakan padi dan jagung di Kecamatan Lebatukan, Nubatukan dan Omesuri di bawah 25 persen.  

Philipus Kwuihal, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), menambahkan pengaruh kerusakan jagung di Kecamatan Atadei, Nagawutun dan Wulandoni masih terbilang kecil. 

Menurutnya banyak tanaman jagung dan padi masyarakat yang rusak karena diserang ulat grayak dan curah hujan yang tidak menentu.

Ketika upaya pencegahan ulat grayak berhasil dilakukan, masalah lain yang timbul adalah curah hujan yang tidak menentu sehingga tanaman menjadi kering dan mati.

Sumber : KUPANG TRIBUNNEWS